Risiko rentannya keamanan data di 2011 tidak terbatas menyerang peranti PC tetapi juga berbagai perangkat lain termasuk layanan yang ditanam pada perangkat-perangkat cerdas.
Effendy Ibrahim, Consumer Business Head Symantec Asia, mengatakan meningkatnya penggunaan perangkat non-PC, seperti konsol game, perekam video digital, pemutar musik dan TV yang terkoneksi ke Internet juga berisiko rentan keamanan data. “Sekarang ini, banyak orang berasumsi bahwa hanya PC dan laptop yang rentan terhadap bahaya digital. Padahal ditengah tren teknologi dan gaya hidup saat ini, para penjahat cyber sudah semakin pandai dan canggih untuk mencuri informasi pribadi dari berbagai perangkat [non-PC],” ujarnya hari ini.
Effendy yang juga menjabat Norton Internet Safety Advocate mengatakan lebih dari 180 juta pelanggan layanan mobile di Indonesia berpotensi menjadi sasaran para penjahat cyber. Terlebih lagi pelanggan relatif tanpa pengamanan.
Saat ini, peranti smartphone makin marak dan mumpuni dalam menangani banyak tugas, termasuk untuk jual-beli saham, membayar tagihan, dan membeli barang secara online. Dengan kekayaan fitur dan aplikasi yang terus berkembang, pengiriman smartphone diperkirakan akan melampaui angka PC desktop pada akhir tahun 2011.
Menurut dia, pada saat yang sama, jumlah ancaman dan resiko bagi konsumen sangat tergantung pada tipe perangkat. “Cuma ada segelintir ancaman program software jahat (malware) asli di kebanyakan perangkat non-PC, tetapi masalah pemalsuan, penipuan dan keamanan keluarga biasanya menyertai berbagai perangkat yang terkoneksi ke Internet," ujarnya. (ln)
Effendy Ibrahim, Consumer Business Head Symantec Asia, mengatakan meningkatnya penggunaan perangkat non-PC, seperti konsol game, perekam video digital, pemutar musik dan TV yang terkoneksi ke Internet juga berisiko rentan keamanan data. “Sekarang ini, banyak orang berasumsi bahwa hanya PC dan laptop yang rentan terhadap bahaya digital. Padahal ditengah tren teknologi dan gaya hidup saat ini, para penjahat cyber sudah semakin pandai dan canggih untuk mencuri informasi pribadi dari berbagai perangkat [non-PC],” ujarnya hari ini.
Effendy yang juga menjabat Norton Internet Safety Advocate mengatakan lebih dari 180 juta pelanggan layanan mobile di Indonesia berpotensi menjadi sasaran para penjahat cyber. Terlebih lagi pelanggan relatif tanpa pengamanan.
Saat ini, peranti smartphone makin marak dan mumpuni dalam menangani banyak tugas, termasuk untuk jual-beli saham, membayar tagihan, dan membeli barang secara online. Dengan kekayaan fitur dan aplikasi yang terus berkembang, pengiriman smartphone diperkirakan akan melampaui angka PC desktop pada akhir tahun 2011.
Menurut dia, pada saat yang sama, jumlah ancaman dan resiko bagi konsumen sangat tergantung pada tipe perangkat. “Cuma ada segelintir ancaman program software jahat (malware) asli di kebanyakan perangkat non-PC, tetapi masalah pemalsuan, penipuan dan keamanan keluarga biasanya menyertai berbagai perangkat yang terkoneksi ke Internet," ujarnya. (ln)
Label: Berita